Rabu, 19 Oktober 2011

KETIKA KPK MENJADI “SENJATA MAKAN TUAN”

Lahirnya KPK merupakan sebuah terobosan baru dalam penegakan hokum yang ada di Indonesia, pada hakikatnya lembaga ini dibentuk untuk menjerat para koruptor-koruptor tingkat menengah keatas, yang menggigit uang Negara hingga menyengsarakan orang banyak. Terbentuknya KPK memiliki dampak yang signifikan perihal mengenai korupsi yang dilakukakan kalangan tingkat elite, hingga beberapa petinggi bangsa ini menjadi mangsanya dan berhasil menjadi santapannya, dampak signifikan dalam dunia penegakan hokum ini mendapat simpatik dari masyarakat tentang hal tersebut, seiring dengan berjalanya waktu lembaga ini makin memperlihatkan eksistensinya sehingga dari simpatik itulah akhirnya public menaruh harapan besar bagi lembaga ini untuk mengawal problematika tindak pidana korupsi yang ada di negri ini.
Pada saat lembaga ini ingin menampakkan sebuah kesempurnaan dengan membidik mangsanya yang tidak lain merupakan tuannya yang telah menjadikan ia senjata pamungkas negri ini, hal ini membuat beberapa kalangan elite resah dan gelisa karna terusik dengan lembaga ini khususnya bidikan yang ingin di jadikan mangsanya. Olehnya itu dengan berbagai cara dan upaya secara perlahan eksistensi kpk mulai merosot dengan adanya beberapa kisruh yang melibatkan para petinggi kpk, yang kemungkinan besar menurut banyak kalangan merupakan sebuah scenario panjang yang dilakukan oleh beberapa oknum yang terusik dengan hal tersebut, sehingga mencari sela untuk bagaimana mengamankan diri dari.

Seiring dengan hal tersebut kepercayaan public terhadap kpk juga ikut merosot, banyak kalangan yang menilai dengan adanya berbagai kisruh yang terjadi di tubuh kpk membuat lembaga ini kehilangan giginya hingga tak bisa memakan mangsa yang kuat.
itulah Issue Pembubaran Kpk Yang Semaki Marak Dibicakan Akhir-Akhir Ini, Membuat Banyak Pihak Untuk Angkat Bicara Tentang Kontroversi Kpk Dimana Ketika Kpk Ingin Menjadi Sebuah Pedang Yang Tajam Yang Menebas Tanpa Pandang bulu sesuai dengan apa yang di peritahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar